24/12/14

B.R.O.K.E

Hari hujan ini sedikit sentimental bagi saya. Hari hujan terakhir bagi saya tahun ini di Bandung. Besok saya akan kembali ke pangkuan ayah dan bunda di Surabaya.
Hmm banyak hal yang telah saya lewati di Bandung selama semester ini. Pergolakan batin, darah, air mata, dan keringat. Kegagalan dan keberhasilan. Alaaaaaaaah, mungkin terlalu berlebihan wkwk.

Ada hal istimewa lain hari ini. Di siang hari. Waktu sedang asyik berbelanja oleh-oleh untuk orang-orang tersayang, tiba-tiba saya mendapati ada kebocoran besar pada sektor ekonomi. *ugh*
Apa boleh buat. Ternyata sudah terlalu banyak "dosa finansial" saya lakukan sebulan terakhir. Bersenang-senang dan hmmm... Biarkan ini menjadi aib pribadi saya, wahahaha...

Meratapi nasib, saya menghabiskan sore yang basah ini di kos-kosan kedua saya (baca: Sunken Court ITB W-07) dengan ditemani Youtube lagu-lagu dari Sore. (Salah satu penyebab kebangkrutan saya adalah gara-gara beli kaos merchandise mereka tadi siang.)

Merasa bosan dan tidak ada teman, pukul 20.00 saya berniat menerobos hujan. Saya kembali ke pelukan kos-kosan di bilangan Cisitu. Ya, malam ini saya harus beres-beres kamar dan packing. (Siapa tahu ketemu uang yang terselip di tepi kasur...)

Sebelum pulang saya sempatkan mampir ke warung nasi di gang sebelah untuk mengisi dapur pacu yang tengah keroncongan. Khas anak kos akhir bulan. Nasi maksimal dan lauk seadanya menemani ujung hari sendu ini. Hiks.

Sembari makan dan mengambil krupuk dari kaleng hijau di pojok warung, saya iseng-iseng ber-Instagram di ponsel. (Tidak kok, saya tidak upload foto makanan!) Saya melihat sebuah foto dari sebuah akun majalah musik kondang asal Amrik. (Iya iya, maksud saya RollingStone. Duh!)

Kira-kira ini screen capture-nya dari ponsel:


Boong deng, ini capture-an Instagram di browser laptop --'




Hari ini ternyata lebih istimewa lagi! Orang yang ada di foto itu berulang tahun hari ini. Eddie Vedder, vokalis Pearl Jam. Salah satu vokalis favorit saya untuk era '90-an. Eddie adalah seorang pemuda introvert dan marah di masa mudanya. Masa lalunya juga bisa dibilang menyedihkan. Ayah kandungnya meninggal, sebelum ia mengetahui bahwa itu adalah ayah kandungnya. Kisah ini menjadi inspirasi ditulisnya "Alive" yang ada di album pertama Pearl Jam. Lagu ini sempat saya mainkan di latihan band iseng-iseng dengan kawan-kawan sekongkolan Loedroek ITB. (Lagi-lagi, uang sewa studio jadi salah satu faktor kebangkrutan.)

Eddie biasa dikenal dengan aksi panggungnya yang edan. Biasanya (dulu tahun '90-an, sekarang sudah tobat) ia akan memanjat tiang panggung atau langit-langit ruangan setinggi mungkin. Lalu dia akan melompat ke arah kerumunan penonton yang tentu dengan senang hati menangkapnya. Dengan kata lain dia melakukan stage dive dengan cara yang lebih ekstrem. Saya sering berpikir, mungkin dia tidak akan melanjutkan karirnya sampai sekarang, jika yang terjadi adalah seperti scene pertama di film School of Rock. Di adegan tersebut, Dewey Finn, yang diperankan oleh Jack Black, seorang gitaris gendut ber-aura pas-pasan, melompat dari panggung. Tidak ada satupun penonton menangkapnya. Gig pun gagal dan ia dipecat dari band...

Eddie Vedder juga dikenal akan suaranya yang khas (yang katanya seperti Jim Morrison, vokalis The Doors). Suaranya memang sangat khas dan bisa dibilang mewakili musik rock pada zamannya. Banyak sekali penyanyi yang bisa dibilang terinspirasi (kalau tidak mau dibilang menjiplak --') suara Eddie. Seringkali suara ini digabungkan dengan suara Layne Staley, vokalis Alice in Chains, menghasilkan suara menyebalkan yang disebut "YARL". "YAAAAAAAAAAAAARRRLLLLL"

---------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika kalian tidak tahu seperti apa vokal "yarl", coba buka link ini dan dengarkan sendiri konyolnya kemiripan suara-suara di dalamnya:

http://www.metalsucks.net/2013/12/12/top-ten-yarlers-time
---------------------------------------------------------------------------------------------------

Di dalam daftar tersebut sendiri bahkan ada nama Eddie Vedder dan Layne Staley, sang inspirator "yarler"... Serta beberapa nama lain seperti Alex Band (vokalisnya The Calling, yang lagunya "Wherever You Will Go", dan kayaknya tidak punya lagu lain), Jason Wade (Lifehouse), dan Scott Stapp (Creed). Di Indonesia sendiri ada Ariel (Peterpan/Noah). Hahahaha. Coba dengarkan lagu "Mungkin Nanti" dan bayangkan Scott Stapp yang menyanyikannya!

Scott Stapp.Vokalis dari band Creed. Band yang sangat laris di era 2000-an awal. Sekarang sudah hampir tidak terdengar lagi karena gitaris, bassist, dan drummer-nya sudah bikin band baru, Alter Bridge. (Yang konsernya saya tonton bulan Maret lalu. Lagi-lagi sumber kebangkrutan!)
Terlepas dari Creed yang menyanyikan lagu-lagu bernada optimisme yang digabung dengan sedikit dakwah Kristiani (meskipun mereka tidak mengaku sebagai band Kristen), beberapa minggu terakhir Scott Stapp menghiasi headline link-link majalah musik rock mancanegara karena tengah dilanda gangguan kejiwaan yang serius. Dia bahkan sempat mengancam akan membunuh Presiden Obama. (bunuh saja btw, wkwk)
.
.
.
.
.
.
.
Usut punya usut, stresnya si Scott Stapp ini sangat beralasan.
Ditinggal cerai istri.
Hak asuh anak dipegang istri.
Rekening bank dipegang istri.
Tidak punya rumah.
Jadi gelandangan berhari-hari dan tidak makan.
Dan juga semua duitnya habis, alias bangkrut!

Malangnya nasib vokalis Creed ini. Mungkin ia lebih baik lompat dari ketinggian di lagunya "One Last Breath". Lalu mati kesakitan dan bertemu malaikat seperti di lagu "With Arms Wide Open". Dan akhirnya masuk surga, tempat yang indah seperti di lagu "Higher"...



---------------------------------------------------------------------------------------------------



23.00 Waktu Indonesia Bandung

Sudah berada di kamar kos-kosan. Sembari packing dan melipat jaket jeans saya yang kemarin kebasahan sepulang bermain di gig kampus, saya jadi merenung dan menyesali lagi.

Menyesali dosa-dosa finansial sepanjang semester ini.

Besok saatnya kembali ke kampung halaman. Menunggu tahun baru datang dan memulai petualangan baru. Berharap akan semester depan yang lebih cerah. Berharap IP yang lebih baik. Berharap Main Gedhe Loedroek yang lebih baik. Berharap nge-band lebih banyak. Berharap jangan berakhir stres seperti Scott Stapp. Berharap godaan tidak datang dan dosa-dosa finansial tidak terulang.

Atau mungkin bukan dosa finansial.

Dosa yang lain.





Bandung, 23 menjelang 24 Desember 2014

Ditulis di kamar kosan yang dingin sehabis hujan
dengan ditemani album Love Bomb-nya
Navicula yang dibeli tadi siang.
(Duh, sumber bangkrut lagi -_-)

2 komentar: