...saya sematkan pada “Chlorine & Wine” dari putra-putra
Savannah, Georgia, yang tergabung dalam Baroness.
Saya masih ingat malam itu ketika membuka Facebook dan
mendapat berita terbitnya single
perdana dari album terbaru Baroness yang akan rilis akhir tahun 2015. Masih
berupa visualization video, berupa
kuadran pertama dari keseluruhan cover album Purple.
Saya masih ingat malam itu ketika membuka Facebook dan
mendapat berita terbitnya single
perdana dari album terbaru Baroness yang akan rilis akhir tahun 2015. Masih
berupa visualization video , berupa bagian pertama dari empat
potong keseluruhan cover album Purple.
Lagi-lagi warna menjadi tema yang mereka pilih. Kali ini ungu, melambangkan kelahiran kembali dan kebangkitan dari keterpurukan. Purple adalah rilisan pertama Baroness setelah bis yang mereka tumpangi jatuh dari jembatan setinggi 30 kaki saat tur album Yellow & Green di Inggris tahun 2012 lalu.
Lagi-lagi warna menjadi tema yang mereka pilih. Kali ini ungu, melambangkan kelahiran kembali dan kebangkitan dari keterpurukan. Purple adalah rilisan pertama Baroness setelah bis yang mereka tumpangi jatuh dari jembatan setinggi 30 kaki saat tur album Yellow & Green di Inggris tahun 2012 lalu.
Saat itu kesempatan kedua seakan tak akan pernah datang
untuk Baroness. Bassist Matt Maggioni dan drummer Allen Blickle yang menderita retak
tulang belakang, lantas memutuskan keluar dari band karena trauma. Sedangkan
John Dyer Baizley, sang dedengkot, vokalis sekaligus gitaris, menderita patah
lengan dan kaki kiri. Hanya gitaris Pete Adams yang tidak mendapat luka parah.
Setelah masa pemulihan, tur Yellow & Green dilanjutkan
dengan personel baru, drummer Sebastian
Thomson dan bassist dan multi-instrumentalist Nick Jost. Purple menjadi pembuktian
mereka sebagai sebuah tim baru dalam berkarya dan merekam album.
“Chlorine & Wine” sebagai single pertama dengan berhasil menggambarkan itu semua. Tidak
terkungkung dalam sludge metal,
keraguan mereka bereksperimen dengan sentuhan synthesizer dan ambient terbukti
menjadi adonan yang tepat guna di lagu ini. Secara struktural, lagu ini
memiliki build up yang apik. Dari
intro synthesizer yang berbisik
mengawang, diikuti dengan suara petikan gitar minor yang ringan. Solo di awal
dibangun dengan suara single coil
dari gitar G&L Tribute milik John Baizley dan not-not yang mengingatkan
kita pada lagu “Shine on You Crazy
Diamond” milik Pink Floyd. Ritem
gitar yang serentak dengan gebukan dram Sebastian Thomson yang menghentak,
mengiringi vokal yang menyanyikan “When I
called on my nursemaid / Come sit by my side / But she cuts through my ribcage
/ And pushes the pills deep in my eyes”. Kisah tentang masa-masa berat
mereka melalui sakit yang amat sangat dan pesimisme pasca kecelakaan.
Seakan menjadi rukun penyempurna untuk lagu Baroness, solo gitar ganda dari Baizley dan Adams tersaji di tengah-tengah lagu yang sekali lagi memainkan not-not Pink Floyd. Diikuti bagian cooling down yang diisi oleh clean guitar dan piano dari sang bassist baru Nick Jost. Kemudian perlahan naik menuju bagian akhir lagu, vokal massal yang diisi keempat personel. Sebuah selebrasi, perayaan atas kebangkitan, dan sebuah pernyataan: “Please / Don’t lay me down / Under the rocks where I found / My place in the ground / A home for the fathers and sons”. Sebuah konklusi yang ingin mereka teriakkan ke seluruh dunia bahwa musik mereka masih ada, dan akan terus ada.
Sungguh lagu yang epic, berpotensi menjadi legendaris di masa akan datang.
Se666an!
Seakan menjadi rukun penyempurna untuk lagu Baroness, solo gitar ganda dari Baizley dan Adams tersaji di tengah-tengah lagu yang sekali lagi memainkan not-not Pink Floyd. Diikuti bagian cooling down yang diisi oleh clean guitar dan piano dari sang bassist baru Nick Jost. Kemudian perlahan naik menuju bagian akhir lagu, vokal massal yang diisi keempat personel. Sebuah selebrasi, perayaan atas kebangkitan, dan sebuah pernyataan: “Please / Don’t lay me down / Under the rocks where I found / My place in the ground / A home for the fathers and sons”. Sebuah konklusi yang ingin mereka teriakkan ke seluruh dunia bahwa musik mereka masih ada, dan akan terus ada.
Sungguh lagu yang epic, berpotensi menjadi legendaris di masa akan datang.
Se666an!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar