PARTIKELIR (7/10)
Sutradara: Pandji
Pragiwaksono
Pemeran: Pandji
Pragiwaksono, Deva Mahenra, Aurelie Moeremans
Durasi: 97
menit
Produksi: Starvision
Plus
Genre: Komedi aksi
Sinopsis
Adri (diperankan Pandji Pragiwaksono) seorang detektif swasta partikelir ecek-ecek, didatangi oleh Tiara (Aurelie Moeremans) yang ingin mengungkap dugaan perselingkuhan ayahnya. Tak disangka penyelidikan kasus ini menuntut Adri mencari sebuah barang haram yang bernama dagang 'rantau'. Merasa butuh partner karena pertama kali mendapat kasus serius, Adri membujuk Jaka (Deva Mahenra), seorang pengacara sekaligus kawan masa sekolah Adri yang pernah sama-sama terobsesi menjadi detektif.
Cerita (7/10)
Film karya pertama Pandji ini berawal dari obsesi pribadinya pada film-film detektif/buddy cop seperti Bad Boys dan Rush Hour, subgenre yang masih belum banyak diulik di perfilman Indonesia. Influence film-film tersebut sangat terlihat dari perbedaan karakter Adri dan Jaka sebagai partner yang (berusaha) ditunjukkan. Adegan mencoba pil narkotika juga sangat jelas mengambil referensi dari 21 Jump Street. Sayang sekali kasus yang diungkap terlampau sederhana. Adegan monolog pengungkapan kasus yang biasanya ditunggu-tunggu penggemar kisah detektif pun absen dari film ini. Ada 2 alasan yang mungkin untuk hal ini: 1) keterbatasan penulisan; atau 2) keterbatasan skill dan tuntutan job Adri sebagai detektif medioker. Nevertheless, banyak pesan moral (seperti isu gender, korupsi, hubungan mesra selebritis-narkoba, masyarakat Indonesia yang terbiasa menunggu satria piningit) dan opini pribadi Pandji (e.g. legalisisasi ganja, pilkada Jakarta) yang secara sadar disisipkan sepanjang film.
Film karya pertama Pandji ini berawal dari obsesi pribadinya pada film-film detektif/buddy cop seperti Bad Boys dan Rush Hour, subgenre yang masih belum banyak diulik di perfilman Indonesia. Influence film-film tersebut sangat terlihat dari perbedaan karakter Adri dan Jaka sebagai partner yang (berusaha) ditunjukkan. Adegan mencoba pil narkotika juga sangat jelas mengambil referensi dari 21 Jump Street. Sayang sekali kasus yang diungkap terlampau sederhana. Adegan monolog pengungkapan kasus yang biasanya ditunggu-tunggu penggemar kisah detektif pun absen dari film ini. Ada 2 alasan yang mungkin untuk hal ini: 1) keterbatasan penulisan; atau 2) keterbatasan skill dan tuntutan job Adri sebagai detektif medioker. Nevertheless, banyak pesan moral (seperti isu gender, korupsi, hubungan mesra selebritis-narkoba, masyarakat Indonesia yang terbiasa menunggu satria piningit) dan opini pribadi Pandji (e.g. legalisisasi ganja, pilkada Jakarta) yang secara sadar disisipkan sepanjang film.
Penyutradaraan (6/10)
Noob. Flow cerita lama panas, mungkin karena terganjal banyaknya sumpalan komedi. Saya dibuat menunggu sampai 2/3 film untuk mendapat pace yang cepat. Beberapa eksekusi komedi masih kagok, banyak potensi gerrr yang kurang dimaksimalkan. Porsi action juga masih terlihat seperti tempelan saja. Semoga film-film berikutnya bisa jadi ajang eksplorasi bagi Pandji sebagai sutradara baru.
Komedi (8/10)
Pandji memang bukan komedian terlucu di Indonesia. Banyaknya pengulangan joke tentang ‘pentil’ juga belum mampu mengusik urat tawa. Oleh karena itu, saya paham mengapa Pandji mengajak banyak comic untuk menyumbang satu-dua beat di sana-sini.. Salah satu favorit saya adalah beat 'Go-Food' yang dibawakan duo dark comedy dari MLI, Tretan-Coki featuring Gilbhas dan Deva. Satu yang perlu disayangkan adalah terlalu banyaknya penggunaan joke komikal yang mengandalkan cara bicara (seperti dibawakan Agung Hercules, Choky, dan Eppy Kusnandar).
Cast (7/10)
Versi bercanda:
Ketika saya
ditanya siapa bintang utama film ini, saya punya 3 nama: Aurelie Moeremans,
Aurelie Moeremans, Aurelie Moeremans. Mbak ayu yang sayangnya sudah di-booking
oleh Dave Grohl-wannabe (baca: Ello) ini sukses membuat
baper sejak mengajak Soleh Solihun nonton konser Slank di film Mau Jadi Apa?. Tapi akting terbaik di
film ini adalah kemunculan aktor favorit saya: Arief Didu alias Cak Jon.
Versi beneran:
Versi beneran:
Highlights: Cok Simbara (sebagai Ayah Tiara,
pengedar pil rantau) dan Tio Pakusadewo (sebagai Kepala Lembaga Narkotika
Nasional)
Lowlights (baca: peran mubazir dan gagal lucu): Agung Hercules (seperti biasa, jadi bodyguard memble), Choky, Gerry (diperankan Ardit), Roy Tarmin (plesetan dari Roy Marten, diperankan Gading Marten)
Overall
Jangan ditonton kalau kamu berekspektasi ini adalah film detektif seperti kisah-kisah Sherlock Holmes atau bahkan action. Komedi dan nama-nama stand-up comedian yang muncul keroyokan masih menjadi jualan utama, hampir sama seperti Comic 8. Untuk mendapat impact maksimum, saya sarankan kamu menonton Partikelir sambil sedikit berpikir. Terlalu banyak joke, opini, dan kekesalan pribadi Pandji di film ini dan sepertinya ia berharap semuanya tersampaikan kepada penonton. Saya pribadi tidak pernah mengagumi Pandji sebagai komedian. Tapi sebagai seniman lumayan idealis yang dibarengi upaya marketing serta branding yang handal, usahanya membuat saya penasaran akan film ini patut diacungi dua jempol. Filmnya pun turns out sangat menghibur untuk seorang sutradara baru. Ditunggu film berikutnya, Bang!
Lowlights (baca: peran mubazir dan gagal lucu): Agung Hercules (seperti biasa, jadi bodyguard memble), Choky, Gerry (diperankan Ardit), Roy Tarmin (plesetan dari Roy Marten, diperankan Gading Marten)
Overall
Jangan ditonton kalau kamu berekspektasi ini adalah film detektif seperti kisah-kisah Sherlock Holmes atau bahkan action. Komedi dan nama-nama stand-up comedian yang muncul keroyokan masih menjadi jualan utama, hampir sama seperti Comic 8. Untuk mendapat impact maksimum, saya sarankan kamu menonton Partikelir sambil sedikit berpikir. Terlalu banyak joke, opini, dan kekesalan pribadi Pandji di film ini dan sepertinya ia berharap semuanya tersampaikan kepada penonton. Saya pribadi tidak pernah mengagumi Pandji sebagai komedian. Tapi sebagai seniman lumayan idealis yang dibarengi upaya marketing serta branding yang handal, usahanya membuat saya penasaran akan film ini patut diacungi dua jempol. Filmnya pun turns out sangat menghibur untuk seorang sutradara baru. Ditunggu film berikutnya, Bang!

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut